Category: Sejarah Remaja Mesjid
Remaja mesjid_berjuang untuk ISLAM
Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk.
(QS 9:18, At Taubah)
MASA REMAJA
Kalau kita berbicara tentang remaja, mungkin akan terbayang dalam
benak kita tentang anak-anak manusia yang berada dalam masa-masa
menyenangkan, ceria, penuh canda, semangat, gejolak keingintahuan,
pencarian identitas diri dan emosi. Remaja adalah anak manusia yang
sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa.
Dalam masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi
perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh
berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya
berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan
berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau
kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25
tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.
Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan
sangat berperan. Kalau kita perhatikan ada empat faktor lingkungan yang
mempengaruhi remaja, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, teman pergaulan
dan dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh remaja adalah
lingkungan yang islami, yang mendukung perkembangan imaji mereka secara
positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan yang
islami akan memberi kemudahan dalam pembinaan remaja.
PEMBINAAN REMAJA MELALUI MASJID
Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi
anak yang shalih; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu,
berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan
setiap orangtua muslim yang taat. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga:
shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang
mendoakannya. (HR. Muslim).
Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana,
salah satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah
perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat
aktivitas. Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan
remaja yang terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh
lingkungan yang islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.
Remaja Masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan
beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala
untuk mencapai keridlaan-Nya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka
program yang selanjunya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas.
Remaja Masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur
dan terencana. Mereka menyusun Program Kerja periodik dan melakukan
berbagai aktivitas yang berorientasi pada: keislaman, kemasjidan,
keremajaan, keterampilan dan Keilmuan.
Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan
organisasi, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Beberapa
bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang
disesuaikan dengan Program Kerja dan aktivitas yang akan
diselenggarakan, di antaranya:
1. Administrasi dan Kesekretariatan.
2. Keuangan.
3. Pembinaan Anggota.
4. Perpustakaan dan Informasi.
5. Kesejahteraan Umat.
6. Kewanitaan.
KUANTITAS DAN KUALITAS ANGGOTA REMAJA MASJID
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan
memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan segenap
sumber daya dan kemampuan. Dalam perjuangan dibutuhkan kesabaran tanpa
batas, hanya bentuknya saja yang mengalami perubahan.
Perjuangan yang dilakukan Remaja Masjid adalah dalam kerangka da’wah
islamiyah, yaitu perjuangan untuk menyeru umat manusia kepada kebenaran
yang datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ada pertarungan antara
yang haq dengan yang bathil. Dimana telah diketahui bahwa kebenaran,
insya Allah, akan mampu mengalahkan kebathilan. Namun perlu diingat,
bahwa di dunia ini kebathilan yang terorganisir juga memiliki peluang
untuk dapat mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir. Karena itu,
dalam perjuangan melawan kebathilan perlu persiapan yang sungguh-sungguh
dan tertata dengan rapi, seperti bunyanun marshush .
Untuk membentuk bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun marshush)
diperlukan organisasi dan management yang tangguh serta didukung sumber
daya manusia (SDM) yang mencukupi dan berkualitas. Perekrutan
(recruitment) dan kaderisasi anggota sangat diperlukaan oleh Remaja
Masjid dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas anggotanya. Hal ini
dilakukan untuk menjamin kelangsungan aktivitas dan misi organisasi
dalam menda’wahkan Islam. Bertambahnya anggota akan menambah semangat
dan tenaga baru, sedang tersedianya kader-kader yang berkualitas akan
mendukung suksesnya estafet kepemimpinan organisasi.
Remaja muslim adalah unsur utama organisasi Remaja Masjid Keberadaan
dan keterlibatan mereka dalam organisasi dapat dibedakan sebagai kader,
aktivis, partisipan dan simpatisan. Pengurus perlu meningkatkan
kuantitas dengan melakukan:
a. Melakukan pendaftaran (regristerasi) anggota.
b. Mendaftar remaja muslim warga baru.
c. Melakukan penyadaran kepada remaja muslim yang belum menjadi anggota, agar mereka mau bergabung dalam wadah bersama.
Peningkatan kualitas yang dilakukan adalah untuk meningkatkan
keimanan, keilmuan dan amal shalih mereka. Hal itu dilakukan dengan
melakukan proses kaderisasi yang dilakukan secara serius, sistimatis dan
berkelanjutan, melalui jalur: pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan
aktivitas . Dalam proses perkaderan dilakukan upaya-upaya penanaman
nilai-nilai, akhlaq, intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan
integritas Islam. Sehingga diperoleh kader ideal Remaja Masjid yang
memiliki profil : remaja muslim yang beriman, berilmu dan berakhlaq
mulia yang mampu beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah
Islam yang komprehensif.
HUBUNGAN ANTARA TA’MIR DAN REMAJA MASJID
Ta’mir Masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang
ada kaitannya dengan Masjid, baik dalam membangun, merawat maupun
memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim di sekitar
Masjid. Pengurus Ta’mir Masjid harus berupaya untuk membentuk Ramaja
Masjid sebagai wadah aktivitas bagi remaja muslim. Dengan adanya Remaja
Masjid tugas pembinaan remaja muslim akan menjadi lebih ringan. Pengurus
Ta’mir Masjid, melalui Bidang Pembinaan Remaja Masjid, tinggal memberi
kesempatan dan arahan kepada Remaja Masjid untuk tumbuh dan berkembang,
serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Remaja Masjid merupakan anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid,
karena itu, dalam aktivitasnya perlu menyelaraskan dengan aktivitas
Ta’mir Masjid, sehingga terjadi sinergi yang saling menguatkan. Meskipun
demikian, Remaja Masjid adalah organisasi otonom yang relatif
independen dalam membina anggotanya. Remaja Masjid dapat menyusun
program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih
pengurusnya sendiri. Karena itu, para aktivisnya memiliki kesempatan
untuk berkreasi, mengembangkan potensi dan kemampuannya serta
beraktivitas secara mandiri.
SIKAP DAN PERILAKU AKTIVIS REMAJA MASJID
Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Remaja Masjid
seharusnya mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan dengan tempat
beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya islami,
sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah).
Pemikiran, langkah dan tindak-tanduknya dinafasi oleh nilai-nilai
Islam. Mereka berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dalam
rangka beribadah mencari keridlaan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala
menjadi tujuannya, dan Rasulullah menjadi contoh tauladan dan sekaligus
idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus: beriman, berilmu,
beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar, menuju kesuksesan dan
kebahagiaan fid dunya wal akhirah.
Beberapa sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis
Remaja Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain
adalah:
1. Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
2. Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
3. Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
4. Berpakaian yang islami.
5. Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
6. Mengembangkan kepribadian yang menarik.
7. Rajin menuntut ilmu.
8. Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
JENIS-JENIS AKTIVITAS REMAJA MASJID
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah organisasi
yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat
berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka peran
utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti, kegiatan
yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama. Di dalam
melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada
kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan
anggotanya.
Aktivitas Remaja Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara
terencana, kontinyu dan bijaksana; disamping itu juga memerlukan
strategi, metode, taktik dan teknik yang tepat. Untuk sampai pada
aktivitas yang baik tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahaman
organisasi dan management yang baik pula. Adapun jenis-jenis aktivitas
Remaja Masjid adalah:
1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
2. Melakukan pembinaan remaja muslim.
3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
4. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Ta’mir Masjid.
5. Melaksanakan aktivitas da’wah dan sosial.
MENGATASI KONFLIK INTERNAL REMAJA MASJID
Konflik internal yang disebabkan adanya perbedaan ide, persepsi
ataupun motivasi dapat saja terjadi dalam setiap organisasi, tidak
terkecuali pada organisasi Remaja Masjid. Perbedaan pendapat memang
sesuatu yang biasa dalam berorganisasi. Dalam batas-batas tertentu
kadang diperlukan, terutama untuk mendapatkan pembanding atau alternatif
dalam pengambilan keputusan (decision making). Namun, perbedaan
pendapat yang tidak terkendali dapat menyebabkan perpecahan yang
mengganggu aktivitas, karena dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan
(konflik) di antara Pengurus Remaja Masjid maupun dengan anggotanya.
Untuk menghindari terjadinya konflik internal dalam Remaja Masjid
bisa dilakukan dengan memupuk ukhuwah islamiyah (persaudaraan
berdasarkan keyakinan yang sama terhadap Islam). Rasa bersaudara sesama
muslim harus melembaga dan menafasi kehidupan organisasi Remaja Masjid,
sehingga para anggota dapat merasakannya.
Disamping pemupukan rasa ukhuwah islamiyyah, secara teknis juga perlu
adanya aturan main dalam berorganisasi. Aturan main utama dan paling
penting adalah adanya ketaatan pada pemimpin serta kesadaran mau kembali
kepada Allah dan Rasul-Nya, artinya menggunakan Al Quraan dan As Sunnah
sebagai tempat ruju’.
Selanjutnya, dibuat aturan-aturan teknis yang mengatur kehidupan
berorganisasi secara bersama, yaitu: Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan Pedoman-pedoman Organisasi yang lainnya. Selain aturan formal
tersebut, dalam kegiatan sehari-hari dikembangkan sikap toleran dalam
berdiskusi, saling menghargai pendapat orang lain meskipun itu berbeda.
Juga perlu dikembangkan teknik bermusyawarah yang baik dan sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Seandainya konflik itu tetap terjadi, maka perlu diupayakan adanya
perdamaian (ishlah) antara masing-masing pihak yang berselisih. Upaya
pengishlahan ini dapat dilakukan baik secara internal organisasi Remaja
Masjid maupun dengan bantuan Ta’mir Masjid.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat.
JARINGAN ORGANISASI REMAJA MASJID
Remaja Masjid biasanya menghimpun para remaja muslim yang berdomisili
di sekitar Masjid. Banyak Masjid yang mendirikan organisasi ini sebagai
wadah aktivitas generasi muda, sehingga muncullah ribuan organisasi
Remaja Masjid. Ini adalah potensi yang sangat besar dalam menggapai
Kebangkitan Islam (the revival of Islam) di abad ke-15 Hijriyyah yang
telah dicanangkan umat Islam dalam KTT Islam pertama di Rabbat, Marokko,
tahun 1969.
Untuk mendayagunakan potensi Remaja Masjid bagi kemaslahatan umat
Islam, langkah yang perlu dilakukan di antaranya adalah dengan
meningkatkan peran sosialnya. Peran ini akan dapat optimal apabila
mereka dipersatukan dalam suatu asosiasi Remaja Masjid dengan membentuk
suatu organisasi gabungan atau asosiasi yang merupakan forum komunikasi,
koordinasi dan kerja sama antar Remaja Masjid. Forum ini menyatukan
kegiatan-kegiatan Remaja Masjid dalam asosiasinya dengan menyelengarakan
aktivitas bersama.
Asosiasi Remaja Masjid bisa dibentuk pada tingkat lokal, regional
maupun nasional. Pada tingkat lokal, bisa menghimpun
organisasi-organisasi Remaja Masjid lingkup kecamatan maupun tingkat
kota / kabupaten, untuk tingkat wilayah merupakan koordinasi dari suatu
provinsi, sedang untuk tingkat nasional mengkoordinasikan seluruh Remaja
Masjid dalam suatu negara. Struktur organisasinya bisa terdiri dari
tingkat kecamatan (Pengurus Cabang), tingkat kota / kabupaten (Pengurus
Daerah), tingkat Provinsi (Pengurus Wilayah) dan tingkat nasional
(Pengurus Pusat).
Saat ini BKPRMI adalah merupakan asosiasi terbesar dalam menghimpun
Remaja Masjid di Indonesia, dengan aktivitas dari tingkat lokal hingga
nasional. Sebagai suatu organisasi yang menghimpun pemuda dan remaja
Masjid, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dapat
menjadi suatu alternatif dalam menyatukan organisasi-organisasi Remaja
Masjid di Indonesia. Sudah selayaknya organisasi-organisasi Remaja
Masjid bergabung dalam BKPRMI, agar da’wah yang diselenggarakan dapat
berlangsung efektif dan berdampak luas.
Beberapa program seperti pelatihan, bakti sosial, musabaqah tilawatil
quraan (MTQ), event perlombaan, seminar, peningkatan keterampilan,
perumusan pedoman-pedoman organisasi Remaja Masjid, work shop, temu
kader dan lain sebagainya, apabila digarap dengan baik akan memberi
dampak positif yang luas bagi kemajuan da’wah islamiyah.
PENUTUP
Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak
menjelang dewasa. Mungkin kalau kita perkirakan umur remaja berkisar
antara 13 tahun sampai dengan 25 tahun. Di antara mereka ada
remaja-remaja muslim, yang terdiri dari bermacam-macam etnis, strata
sosial, latar belakang keluarga dan tingkat pemahaman Islam. Remaja
muslim adalah generasi muda Islam yang diharapkan nantinya dapat
menerima estafet perjuangan dalam menegakkan nilai-nilai Islam. Mereka
adalah kader-kader umat Islam yang perlu dipersiapkan untuk menjadi
pemimpin masa depan, di antaranya melalui organisasi Remaja Masjid.
Pada masa sekarang, keberadaan Remaja Masjid semakin terasa
diperlukan, terutama untuk mengorganisir kegiatan da’wah yang dilakukan
oleh para remaja muslim yang memiliki keterikatan dengan Masjid. Dengan
adanya Remaja Masjid, insya Allah, kreativitas remaja muslim dapat
disalurkan dan dikembangkan. Selain itu, terjadinya kenakalan remaja
juga dapat dikurangi.
Remaja Masjid yang terorganisir dengan baik, bukan saja akan
memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya, namun juga akan memberi bekal yang baik bagi masa depan
mereka, terutama bekal taqwa. Sehingga, hadirnya generasi muslim yang
terbaik, yang beriman, berilmu pengetahuan, beramal shalih dan mampu
ber’amar ma’ruf nahi munkar, insya Allah, dapat menjadi kenyataan.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. (QS 3:110, Ali ‘Imran)